About me

Feeds RSS
Feeds RSS

Sabtu, Maret 12, 2016

PSIKOTERAPI - Terapi Psikoanalisis

Psikoanalisis merupakan cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya. Psikoanalisis Freud adalah sistem psikologi yang diarahkan pada pemahaman, penyembuhan dan pencegahan penyakit-penyakit mental. Psikoanalisis Freud juga merupakan suatu sistem dinamis dari psikologi yang mencari akar-akar tingkah laku manuia di dalam motivasi dan konflik yang tak disadari. Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (eros) yang dirasakan oleh manusia semenjak kecil.

a. Tingkat Kehidupan Mental
1.  Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan, maupun insting yang tidak disadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan, dan tindakan.
2.  Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tidak disadari, tetapi bisa muncul dalam kesadaran dengan cepat atau agak sukar.
3.  Alam Sadar
Alam sadar (conscious) didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung diraih.

b. Struktur Kehidupan Mental
1.  Id
Id merupakan sestem kepribadian yang paling dasar yang berisi naluri-naluri bawaan. Fungsinya sebagai penyedia dan penyalur energi kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Contoh: bila manusia lapar maka ia akan makan
2.  Ego
Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Contoh: bila manusia lapar dan dia tidak mendapati makanan, maka ia akan mencari tempat dimana sekiranya ia akan menemukan makanan.
3.  Superego
Superego adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif. Mempertimbangkan baik-buruk. Contoh: bila manusia lapar kemudian ia menemukannya makanan yang bukan miliknya, maka ia tidak akan mengambil makanan tersebut.

c. Terapi Psikoanalisis
1.  Tujuan Terapi Psikoanalisis
Ø  Membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari di dalam diri klien.
Ø  Fokus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak.
2.  Fungsi dan Peran Terapis
Ø  Terapis membiarkan dirinya anonym serta hanya berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada terapis.
Ø  Peran Terapis
v  Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis.
v  Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien.
v  Mendengarkan kesenjangan-kesenjangan dan pertentangan-pertentangan pada cerita klien.
3.  Hubungan Terapis dan Klien
Ø Hubungan dikonseptualkan dalam proses transferensi yang menjadi inti Terapi Psikoanalisis
Ø Transferensi mendorong klien untuk mengalamatkan pada terapis “urusan yang belum selesai” yang terdapat dalam hubungan klien di masa lalu dengan orang yang berpengaruh
Ø Sejumlah perasaan klien timbul dari konflik-konflik seperti percaya lawan tidak percaya, cinta lawan benci
Ø Transferensi terjadi pada saat klien membangkitkan kembali konflik masa dininya yang menyangkut cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan dan dendamnya.
Ø Jika terapis mengembangkan pandangan yang tidak selaras yang berasal dari konflik-konflik sendiri, maka akan terjadi kontra transferensi
v  Bentuk kontratransferensi (perasaan tidak suka atau keterikatan dan keterlibatan yang berlebihan).
v  Kontratransferensi dapat mengganggu kemajuan terapi.
4.  Teknik Terapi Psikoanalisis
a.  Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi-situasi traumatik di masa lalu. Dalam teknik ini klien disuruh untuk duduk santai atau tidur lalu menceritakan semua pengalaman yang terlintas dalam benaknya baik yang teratur maupun yang tidak, sepele atau penting, logis atau tidak logis, relevan atau tidak, semuanya harus diungkapkan. Asosiasi yang diucapkan itu kemudian ditafsirkan sebagai pengungkapkan tersamar pengalaman yang direpres.
b.  Penafsiran
Penafsiran adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi bebas, mimpi, resistensi dan transferensi. Prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan analisis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan. Penafsiran yang diberikan oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalanginya alam bawah sadar pada diri klien. Terapis harus benar-benar menyadari mekanisme-mekanisme dan berbagai dorongan untuk mempertahankan dirinya sebab kalau tidak dia akan jatuh ke dalam perangkap penafsiran terhadap berbagai perasaan dan pikiran dinamik pasien menurut sederet pengalaman dan masalah hidup analis sendiri.
c.   Analisis mimpi
Freud memandang mimpi sebagai jalan utama menuju ke alam tak sadar karena isi mimpi ditentukan oleh keinginan-keinginan yang direpres. Pada teknik ini difokuskan untuk mimpi-mimpi yang berulang-ulang, menakutkan, dan sudah pada taraf mengganggu.
d.  Analisis dan Penafsiran Resistensi
Analisis dan Penafsiran Resistensi adalah yang ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang ada dibalik resistensi atau dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan kecemasan. Terapis harus bisa menerobos kecemasan yang ada pada pasien sehingga pasien bisa menyadari alasan timbulnya resitensi tersebut. Setelah klien bisa menyadarinya, pasien bisa menanganinya dan bisa mengubah tingkah lakunya.
e.  Analisis Transferensi/Pengalihan
Analisis Transferensi/Pengalihan Adalah teknik utama dalam terapi psikoanalis karena dalam teknik ini, masa lalu dihidupkan kembali. Pada teknik ini diharapkan pasien dapat memperoleh pemahaman atas sifatnya sekarang yang merupakan pengaruh dari masa lalunya. Transferensi dinilai sebagai alat yang sangat berharga bagi terapis untuk menyelidiki ketidaksadaran pasien karena alat ini mendorong klien untuk menghidupkan kembali berbagai pengalaman emosional dari tahun-tahun awal kehidupannya. Teknik analisis transferensi dilakukan agar klien mampu mengembangkan tranferensinya guna mengungkap kecemasan-kecemasan yang dialami pada masa lalunya (masa anak-anak), sehingga terapis punya kesempatan untuk menginterpretasi tranferen. Dan pada teknik ini terapis menggunakan sifat-sifat netral, objektif, anonim, dan pasif serta tidak memberikan saran. Transferensi pada tahap yang paling kritis berefek abreaksi (pelepasan tegangan emosional) pada pasien. 

 Sumber:
·      D.Gunarsa, Prof.DR.Singgih. (1992). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
·      Naisaban, Ladidlaus. Para psikologi terkemuka dunia: Riwayat, pokok pokiran dan karya. Jakarta: Grasindo.
·      https://nurainiajeeng.wordpress.com
Nama: Nurul Syifana
Kelas: 3PA05




0 komentar:

Posting Komentar