I.
PENDAHULUAN
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik.
Maslow percaya bahwa manusia
tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori
tentang Hierarchy of Needs atau Hirarki
Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya
memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya.
Orang yang sehat mentalnya adalah terwujudnya keharmonisan
dalam fungsi jiwa serta tercapainya kemampuan untuk menghadapi permasalahan
sehari-hari, sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya.
Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat, bila ia terhindar dari gejala
penyakit jiwa dan memanfatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan
fungsi jiwa dalam dirinya. Maslow mempelajari seseorang dengan keadaan mental
yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan masalah kesehatan mental. Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami "puncak pengalamannya" saat
manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun sekitarnya. Dalam
pandangan Maslow, manusia
yang mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari pengalaman
dibanding manusia yang kurang mengaktualisasi dirinya
II.
KASUS
PERAMPINGAN KARYAWAN TELKOM INDONESIA
Waktu peristiwa : Tahun 2009
Perampingan karyawan akan dilakukan oleh PT.Telekomunikasi
Indonesia Tbk (Telkom). Sekitar 1.156 karyawan PT. Telkom akan pensiun
dini pada tahun 2009. PT. Telkom menyediakan dana sebesar Rp750
miliar untuk pelaksanaan program ini. Menurut Vice President Public
and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia, program pensiun dini dilakukan
agar perusahaan lebih lincah bergerak menghadapi kompetisi yang semakin ketat.
Perusahaan juga memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan potensi
diri diluar perusahaan. Secara lugas, Eddy mengatakan Telkom harus melakukan efisiensi
dan efektivitas operasionalnya agar mampu bersaing. Edi mengatakan bahwa program ini ditawarkan
secara sukarela kepada karyawan. Selain itu, Edi mengatakan bahwa dana itu
(Rp750 miliar) untuk membayar kompensasi karyawan yang mengambil program
pensiun dini. Rencananya, program pensiun dini akan dilakukan lagi dan
berlanjut hingga tahun 2011. Saat ini, jumlah karyawan PT. Telkom yang tersebar
diseluruh Indonesia sekitar 25.000 orang. Selain rencana pensiun dini, pensiun
reguler pada tahun ini akan mempensiunkan karyawan yang telah memasuki masa
pensiun sebanyak 700 orang. Menurutnya, tidak sedikit karyawan yang umurnya
sudah mendekati masa pensiun ikut mengambil pensiun dini.
III.
TEORI ABRAHAM MASLOW
Abraham Harold Maslow
dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan
menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat
terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs
atau Hirarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya
memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya
3.1.
Hirarki Kebutuhan
Abraham Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling
berkaitan. Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima
karakteristik. sebagai berikut:
a) Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara
fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur,
istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri,
dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Tidak diragukan
lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dan
mendesak. Ini berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan
segala-galanya dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang
paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya.
b) Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan dasariah
terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa
aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan
akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan,
kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya.
Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak
membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak
menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal
itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang
yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta
akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak
diharapkan. Untuk pribadi yang sehat, kebutuhan rasa aman tidak
berlebih-lebihan atau selalu mendesak.
c) Kebutuhan sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan
rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa
memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi
motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini, belum pernah
sebelumnya orang akan sangat merasakan tiadanya seorang sahabat, kekasih,
isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh
kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan)
di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai
dan mempertahankannya.
d) Kebutuhan akan penghargaan
Maslow membedakan kebutuhan ini
menjadi kebutuhan akan penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama
(internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi,
penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan
(kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain,
prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan,
apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih
percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya
harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya,
bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik.
e) Kebutuhan akan aktualisasi diri
Maslow menyebut aktualisasi diri
sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa
menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya
muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara
memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting
dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan
kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia
berkepribadian unggul.
3.2. Kesehatan Mental menurut Maslow
Menurut Maslow jika tingkat
kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat terpenuhi, maka seseorang tidak bisa
disebut sebagai manusia yang sehat secara psikologis. Maslow juga menyebutkan
bahwa orang yang sehat adalah orang mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan
baik dan imbang. Menurut Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah,
yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang pertama
adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta
penghargaan diri.
Maslow juga berpendapat bahwa
seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk
mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing person). Mengenai
self-actualizing person,atau orang yang sehat mentalnya, Maslow mengemukakan ciri-cirinya
sebagai berikut :
a)
Mempersepsi kehidupan atau dunianya
sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya
b) Menerima dirinya sendiri, orang
laindan lingkungannya.
c)
Bersikap spontan, sederhana, alami,
bersikap jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
d)
Mempunyai komitmen atau dedikasi
untuk memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami orang lain).
e) Bersikap mandiri atau independen.
f)
Memiliki apresiasi yang segar
terhadap lingkungan di sekitarnya
g) Mencapai puncak pengalaman, yaitu
suatu keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan yang luar biasa.
Pengalaman ini cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan
h) Memiliki minat social, simpati,
empati dan altruis
i) Sangat senang menjalin hubungan
interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan orang lain
j)
Bersikap demokratis (toleran, tidak
rasialis, dan terbuka)
k)
Kreatif (fleksibel, spontan,
terbuka dan tidak takut salah).
IV.
ANALISIS KASUS
Kasus tersebut membahas mengenai keputusan yang dilakukan
oleh PT. TELKOM Indonesia yang akan melakukan perampingan terhadap sejumlah
karyawannya. Perampingan tersebut berupa pelaksanaan pensiun dini, hal tersebut
dilakukan agar perusahaan dapat dengan lincah bergerak untuk ikut berkompetisi
dengan perusahaan lainnya.
Tindakan yang dilakukan PT.Telkom tersebut dapat berdampak
psikologis terhadap para karyawan yang mengalami pensiun dini. Dampak tersebut
seperti halnya menurunnya tingkat motivasi kerja mereka. Dikarenakan mereka
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara maksimal, seperti halnya
kebutuhan hierarki dasar menurut teori Maslow, yang terdiri dari kebutuhan
fisiologis, keamanan, sosial, prestasi dan aktualisasi diri. Dari kelima
kebutuhan tersebut memiliki pengaruh terhadap dampak psikologis yang dialami
karyawan telkom tersebut ialah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan akan pangan
sandang dan papan yang tidak lain merupakan kebutuhan dasar bagi manusia.
Tindakan solusi terhadap permasalahan ini adalah
dengan memberikan kesempatan bagi para karyawan tersebut untuk dapat
tetap mengabdi kepada perusahaan. Memberikan motivasi ekstrensik yakni berupa
suatu kondisi yang mengaharuskan melaksanakan pekerjaan secara maksimal (sesuai
dengan tingkat produktivitas mereka) sehingga mereka dapat tetap memberi
pengaruh terhadap perkembangan perusahaan.
V.
REFERENSI
- Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model – model kepribadian yang sehat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
- Yusuf, Samsu. 2008. Teori Kepribadian. Bandung : Rosda Karya
- http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_hierarki_kebutuhan_Maslow
- http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/08/kepribadian-sehat-menurut abraham.html
- https://heruzi.wordpress.com/2012/07/26/kumpulan-kasus-kasus-nyata-bentuk-prilaku-stres-kerja-motivasi-dan-kepuasan-kerja/
Nama : Nurul Syifana
NPM : 16513741
Kelas : 2PA05
0 komentar:
Posting Komentar