I.
Sejarah Perkembangan
Kesehatan Mental
Periode pra-ilmiah, terhitung sejak
zaman dahulu kala masalah gangguan mental muncul didalam konsep primitif
animeisme. Animeisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu didunia ini adalah
pemberian dari roh halus dan dewa-dewa leluhur, roh halus dan dewa-dewa leluhur
itu juga yang menguasai bumi ini. Contohnya orang primitif menggangap panen
yang melimpah adalah buah hasil roh dan dewa leluhur yang senang kepadanya.
Sedangkan gangguan mental terjadi karena roh dan dewa leluhur marah. Untuk
mencegah kemarahan itu terjadi, orang primitif sengaja membuat sesajen kesukaan
roh dan leluhur tersebut. Tidak hanya sesajen mereka juga tak segan untuk
memberikan korban.
Pada zaman Hipocrates (460-467)
terjadi perubahan sikap terhadap tradisi animeisme. Beliau beserta pengikutnya
mengembangkan padangan yang lebih revolusioner dalam pengobatan. Pendekatan
yang mereka pakai adalah pendekatan naturalisme. Naturalisme adalah aliran yang
menganggap gangguan mental dan fisik sebagai pengaruh dari alam. Hipocrates dan
para pengikutnya sama sekali tidak percaya dengan adanya roh dan dewa leluhur.
Bagi mereka roh dan dewa leluhur yang telah meninggal tidak mungkin ada dibumi
lagi.
Philipe Pinel (1745-1826) seorang
dokter dari perancis, berpendapat gangguan mental dapat dipecahkan oleh
filsafat politik dan sosial. Beliau juga dikenal sebagai penggagas Rumah Sakit
Jiwa. Para pasien yang terjangkiti gangguan mental yang biasanya sering melukai
orang lain bahkan menyakiti diri mereka sendiri, dikurung didalam rumah sakit
jiwa lalu diikat ditempat tidur lama kelamaan akan tenang. Mereka berhasil
membuat dirinya untuk tidak melukai dirinya sendiri ataupun diri orang lain.
Dan mereka juga sudah bisa untuk dilepas dan dibiarkan untuk bergaul dengan
masyarakat sekitarnya.
Periode ilmiah atau yang familiar
kita kenal dengan era modern. Disini terjadi perubahan sikap dan sudut pandang
dari animeisme (irrasional) kedalam sikap dan sudut pandang yang rasional (ilmiah).
periode ini juga dikenal dengan dengan awal mulanya berkembang psikologi
abnormal dan psikiatri di negara Amerika Serikat pada tahun 1783. Perkembangan
psikologi abnormal dan psikiatri ini besar pengaruhnya pada kelahiran kesehatan mental. Kesehatan mental
dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran, dan inpirasi para ahli (Dorothea Lynde Dix
dan Clifford Whittingham Beers). Keduanya banyak sekali mendedikasikan dirinya
kepada pencegahan gangguan mental.
Pada tahun 1909 gerakan kesehatan
mental secara formal lahir. Dalam dekade 1900-1909 beberapa organisasi
kesehatan mental didirikan. Pertama lahirlah ASHA (American Social Hygiene Association) dan American Federation for Sex Hygiene. Kelahiran organisasi ini
adalah jasa dari Clifford Whittingham Beers (1876-1943), beliau dinobatkan
sebagai “the founder of mental hygiene
movement”. Karena pengalamannya yang cukup luas dalam pencegahan dan
pengobatan ganguan mental dengan carayang manusiawi.
Pada tanggal 19 Februari 1909
didirikan National Committe Siciety For Mental Hygiene yang salah satu tujuan
organisasi ini adalah melindungi esehatan mental masyarakat. Dan tepatnya pada
tahun 1950 organisasi kesehatan mental bertambah dengan berdirinya National Assosiation For Mental Health.
Dengan lahirnya organisasi ini diharapkan seluruh belahan dunia manapun dapat
mencegah serta mengobati berbagai macam gangguan-gangguan mental.
II.
Konsep sehat
Menurut UU pokok kesehatan,
pengertian sehat adalah keadaan yang meliputi sehat badan (jasmani), rohani
(mental), dan sosial, seta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan
kelemahan.
Sehat sendiri sejatinya merupakan kenikmatan dari Tuhan Yang Maha Esa yang
tak ternilai harganya. Tapi sering kali menyepelekan nikmat Tuhan yang satu ini.
Banyak orang yang menganggap sakit itu hanya fisik atau jasmaninya saja, tetapi
lupa bahwa sakit itu bukan hanya fisik atau jasamaninya saja melainkan juga mental
atau rohaniyah.
Berikut ada beberapa dimensi sehat,
diantaranya :
1.
Dimensi
Fisik
Sehat secara fisik yaitu bahwa seseorang secara klinis tidak ada penyakit atau semua organ tubuh
normal, tidak ada gangguan apapun didalam fungsi tubuhnya dengan kata lain
seseorang tersebut tidak merasakan sakit ataupun mengeluh sakit.
2.
Dimensi
Emosi
Sehat secara dimensi emosi adalah
orang yang dapat menstabilkan dan dapat mengontrol bahkan mengekspresikan
perasaanya, seperti marah, sedih, kesal maupun senang agar tidak berlebihan.
3.
Dimensi
Intelektual
Dikatakan sehat secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki
kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas atau dengan kata
lain adalah seseorang yang mampu memecahkan atau
menyelesaikan masalah dengan pikiran yang tenang.
4.
Dimensi
Sosial
Sehat yang dimana orang tersebut
memiliki jiwa sosial yang
baik. Dapat tampak baik apabila seseorang
mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa
membedakan ras, suku, agama
atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
5.
Dimensi
Spiritual
Orang-orang yang sehat secara
spiritual adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada agama kepercayaannya
masing-masing, dan kondisi jiwa dan id mereka secara rohani di anggap sehat
karena mereka mempunyai pikiran yang jernih dan tidak melakukan hal-hal dalam
luar batas dan juga berpikir secara rasional.
Spiritual sehat juga
terlihat dari cara seseorang dalam
mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap
sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari
praktik keagamaan seseorang.
III.
Contoh Kasus
Salah satu contoh masalah kesehatan
mental yang terjadi pada anak-anak maupun remaja di era modern saat ini adalah kecanduan
penggunaan ponsel, facebook atau situs jejaring sosial lainnya.
Hal ini merupakan sebuah laporan
baru yang menyebutkan bahwa kecanduan jejaring sosial juga bisa membahayakan
kesehatan mereka karena memicu seseorang untuk mengisolasi diri. Selain itu dengan sering menggunakan jejaring
sosial dapat mengurangi waktu untuk berkomunikasi baik dengan keluarga maupun
teman di sekitar karena lebih memilih untuk menatap layar dan tidak ingin
terpisah terlalu lama. Kerusakan fisik
juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel
selama berjam-jam setiap hari, maka akan mengalami cidera tekanan
berulang-ulang. Penyakit punggung merupakan hal umum yang terjadi pada
orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan komputer.
Hal ini dapat disimpulkan, jika
seseorang memiliki kecanduan terhadap ponsel, facebook dsbnya bisa menyebabkan ketidaksehatan
secara mental, fisik, sosial bahkan spiritual sekalipun jika mereka sudah lupa
waktu sehingga mereka tidak menjalankan ibadah mereka sesuai dengan agamanya.
IV.
REFERENSI
·
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan
Mental. Yogyakarta : Fajar Media Press
·
Siswanto. (2007). Kesehatan
mental,konsep,cakupan & perkembangannya. Yogyakarta : Andi
·
http://defikadebi.blogspot.com/2012/03/contoh-kasus-kesehatan-mental-yang.html
Nama : Nurul
Syifana
NPM : 16513741
Kelas : 2PA05