About me

Feeds RSS
Feeds RSS

Kamis, Oktober 29, 2015

PSIKOLOGI MANAJEMEN

1.          Pengertian dan Sejarah Psikologi Manajemen
  a.     Pengertian Psikologi
Menurut Morgan (1987), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia serta penerapannya pada permasalahan manusia.
Menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku atau perilaku pada manusia, baik dalam fungsi mental, sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya.
  b.     Pengertian Manajemen
Menurut Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
Menurut Georgy R. Terry, manajemen yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
  c.     Pengertian Psikologi Manajemen
Manajemen sebagai sebuah proses pengaturan yang memiliki berbagai elemen sumber daya yang kompleks, terutama sumber daya manusia yang memiliki akal, pikiran serta emosi yang dapat berubah maka dari itu diperlukan suatu bidang ilmu yang mengerti tentang hal ini untuk mengatasi problematika yang dapat muncul dan mengganggu kinerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur sumber daya  yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
  d.    Sejarah Psikologi Manajemen
Kesuksesan suatu organisasi selain dibutuhkannya ilmu mengenai mengatur sumber daya, dibutuhkan juga ilmu untuk mengatur sumber daya manusia terutama dari segi akal, pikiran serta emosi  yang dapat berubah sewaktu-waktu. Pada mulanya, psikologi manajemen merupakan dua bidang ilmu yang terpisah yaitu antara ilmu psikologi dan ilmu manajemen. Awalnya konsep manajemen digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, kemudian timbul pemikiran bahwa akal manusia dapat memenuhi kebutuhan itu secara lebih efektif lagi. Maka sejak zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang utama adalah Sumber Daya Alam, Sumber Daya Uang dan Sumber Daya Manusia. Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting, karena ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, yang mampu mengintervensi atau mengolah berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan.

2.          Komunikasi
Definisi komunikasi menurut Carey, komunikasi adalah proses simbolis dimana realitas diproduksi, dijaga, diperbaiki dan ditransformasikan.
Menurut Kadar Nurjaman mendefinisikan komunikasi adalah kata yang mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan biasa, membujuk, mengajar, dan negosiasi.
Menurut Steven W Little John, komunikasi adalah salah satu dari kegiatan sehari-hari yang benar-benar terhubung dengan semua kehidupan manusia, sehingga kadang-kadang kita mengabaikan penyebaran, kepentingan, dan kerumitannya.
 a.     Macam-macam Komunikasi
1)  Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah semua jenis interaksi yg menggunakan 1 kata atau lebih yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, maksud dan tujuan kita.
2)  Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah semua isyarat yang buikan menggunakan kata–kata, mencakup semua perangsangan (kecuali rangsangan verbal dalam suatu seting komunikasi yang dihasilkan oleh individu dan pengguna lingkungan yang pempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. 
 b.  Prinsip–prinsip komunikasi
1)  Komunikasi adalah proses simbolik
Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang lambang meliputin kata – kata atau (pesan verbal), perilaku non verbal dan objek yang maknanya disepakati bersama.
2)  Setiap perilaku mempunya potensi komunikasi
Komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. Contoh : kalau ia tersenyum ia ditafsirkan bahagia ; kalau ia cemberut ia ditafsirkan marah.
3)  Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali (misalnya ketika anda melamun sementara orang memperhatikan anda) hingga komunikasi yang benar–benar di rencanakan dan disadari (misalnya ketika anda menyampaikan pidato).

      3.          Mempengaruhi Perilaku
Dari sudut biologi, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Secara operasional, perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut.
Robert Kwick, perilaku adalah tindakan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
Secara umum, perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa ia adalah makhluk hidup.
  a.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
1)  Faktor genetik
a)   Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik dan saling bewrbeda satu dengan yang lainnya.
b)  Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaannya sehari-hari. Pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan.
c)   Bakat pembawaan, Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus.
2)    Faktor Luar Individu
a)   Pendidikan, Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku.
b)  Kebudayaan, Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan lainnya.
c)   Lingkungan, Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya.
d)  Sosial Ekonomi, Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.
4.          Kekuasaan
a.    Pengertian Kekuasaan
Max Weber ini dapat kita katakan bahwa kekuasaan adalah keegoisan dalam suatu kelompok akan tetapi walaupun keegoisan tersebut memiliki pertentangan, tetap tidak mampu melawan dikarenakan adanya kekuasaan tersebut.
Menurut Miriam Budiardjo, kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau keampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku.
Menurut Ramlan Surbakti, kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhinya.
b.     Unsur–unsur kekuasaan dan dimensinya
 1)   Rasa takut, Perasaan takut pada seseorang akan menimbulkan seatu kepatuhan terhadap segala kemauan dan tindakan orang yang ditakuti ( Misalnya Penguasa).
 2)  Rasa cinta, Orang–orang lain bertindak sesuai dengan kehendak pihak yang berkuasa untuk menyenangkan semua pihak. Rasa cinta akan menghasilkan perbuatan yang positif.
  3)  Kepercayaan, Kepercayaan dapat tumbuh sebagai hasil hubungan langsung antara dua orang atau lebih yang bersifat asosiatif.
  4)    Pemujaan, seseorang atau sekelompok orang yang memegang kekuasaan mempunyai dasar pemujaan dari orang–orang lain. Akibatnya adalah segala tindakan penguasa dibenarkan atau setidaknya dianggap benar

Daftar Pustaka
  -       Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  -       Purwanto, Heri. 1999. Pengantar Perilaku Manusia, Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit EGC.
  -       Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi suatu psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.
  -       Sunaryo. (2002). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: Buku kedokteran EGC

    NAMA : NURUL SYIFANA
    NPM : 16513741
    KELAS : 3PA05

Sabtu, Maret 28, 2015

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental dan Konsep Sehat


I.            Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Periode pra-ilmiah, terhitung sejak zaman dahulu kala masalah gangguan mental muncul didalam konsep primitif animeisme. Animeisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu didunia ini adalah pemberian dari roh halus dan dewa-dewa leluhur, roh halus dan dewa-dewa leluhur itu juga yang menguasai bumi ini. Contohnya orang primitif menggangap panen yang melimpah adalah buah hasil roh dan dewa leluhur yang senang kepadanya. Sedangkan gangguan mental terjadi karena roh dan dewa leluhur marah. Untuk mencegah kemarahan itu terjadi, orang primitif sengaja membuat sesajen kesukaan roh dan leluhur tersebut. Tidak hanya sesajen mereka juga tak segan untuk memberikan korban.
Pada zaman Hipocrates (460-467) terjadi perubahan sikap terhadap tradisi animeisme. Beliau beserta pengikutnya mengembangkan padangan yang lebih revolusioner dalam pengobatan. Pendekatan yang mereka pakai adalah pendekatan naturalisme. Naturalisme adalah aliran yang menganggap gangguan mental dan fisik sebagai pengaruh dari alam. Hipocrates dan para pengikutnya sama sekali tidak percaya dengan adanya roh dan dewa leluhur. Bagi mereka roh dan dewa leluhur yang telah meninggal tidak mungkin ada dibumi lagi.


Philipe Pinel (1745-1826) seorang dokter dari perancis, berpendapat gangguan mental dapat dipecahkan oleh filsafat politik dan sosial. Beliau juga dikenal sebagai penggagas Rumah Sakit Jiwa. Para pasien yang terjangkiti gangguan mental yang biasanya sering melukai orang lain bahkan menyakiti diri mereka sendiri, dikurung didalam rumah sakit jiwa lalu diikat ditempat tidur lama kelamaan akan tenang. Mereka berhasil membuat dirinya untuk tidak melukai dirinya sendiri ataupun diri orang lain. Dan mereka juga sudah bisa untuk dilepas dan dibiarkan untuk bergaul dengan masyarakat sekitarnya.
Periode ilmiah atau yang familiar kita kenal dengan era modern. Disini terjadi perubahan sikap dan sudut pandang dari animeisme (irrasional) kedalam sikap dan sudut pandang yang rasional (ilmiah). periode ini juga dikenal dengan dengan awal mulanya berkembang psikologi abnormal dan psikiatri di negara Amerika Serikat pada tahun 1783. Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri ini besar pengaruhnya pada kelahiran kesehatan mental. Kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran, dan inpirasi para ahli (Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers). Keduanya banyak sekali mendedikasikan dirinya kepada pencegahan gangguan mental.
Pada tahun 1909 gerakan kesehatan mental secara formal lahir. Dalam dekade 1900-1909 beberapa organisasi kesehatan mental didirikan. Pertama lahirlah ASHA (American Social Hygiene Association) dan American Federation for Sex Hygiene. Kelahiran organisasi ini adalah jasa dari Clifford Whittingham Beers (1876-1943), beliau dinobatkan sebagai “the founder of mental hygiene movement”. Karena pengalamannya yang cukup luas dalam pencegahan dan pengobatan ganguan mental dengan carayang manusiawi.
Pada tanggal 19 Februari 1909 didirikan National Committe Siciety For Mental Hygiene yang salah satu tujuan organisasi ini adalah melindungi esehatan mental masyarakat. Dan tepatnya pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental bertambah dengan berdirinya National Assosiation For Mental Health. Dengan lahirnya organisasi ini diharapkan seluruh belahan dunia manapun dapat mencegah serta mengobati berbagai macam gangguan-gangguan mental.

II.          Konsep sehat
Menurut UU pokok kesehatan, pengertian sehat adalah keadaan yang meliputi sehat badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, seta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Sehat sendiri sejatinya merupakan kenikmatan dari Tuhan Yang Maha Esa yang tak ternilai harganya. Tapi sering kali menyepelekan nikmat Tuhan yang satu ini. Banyak orang yang menganggap sakit itu hanya fisik atau jasmaninya saja, tetapi lupa bahwa sakit itu bukan hanya fisik atau jasamaninya saja melainkan juga mental atau rohaniyah.
Berikut ada beberapa dimensi sehat, diantaranya :


1.            Dimensi Fisik
Sehat secara fisik yaitu bahwa seseorang secara klinis tidak ada penyakit atau semua organ tubuh normal, tidak ada gangguan apapun didalam fungsi tubuhnya dengan kata lain seseorang tersebut tidak merasakan sakit ataupun mengeluh sakit.
2.            Dimensi Emosi
Sehat secara dimensi emosi adalah orang yang dapat menstabilkan dan dapat mengontrol bahkan mengekspresikan perasaanya, seperti marah, sedih, kesal maupun senang agar tidak berlebihan.
3.            Dimensi Intelektual
Dikatakan sehat  secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas atau dengan kata lain adalah seseorang yang mampu memecahkan atau menyelesaikan masalah dengan pikiran yang tenang.
4.            Dimensi Sosial
Sehat yang dimana orang tersebut memiliki jiwa sosial yang baik. Dapat tampak baik apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
5.            Dimensi Spiritual
Orang-orang yang sehat secara spiritual adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada agama kepercayaannya masing-masing, dan kondisi jiwa dan id mereka secara rohani di anggap sehat karena mereka mempunyai pikiran yang jernih dan tidak melakukan hal-hal dalam luar batas dan juga berpikir secara rasional.
 Spiritual sehat juga terlihat dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.

III.       Contoh Kasus
Salah satu contoh masalah kesehatan mental yang terjadi pada anak-anak maupun remaja di era modern saat ini adalah kecanduan penggunaan ponsel, facebook atau situs jejaring sosial lainnya.
Hal ini merupakan sebuah laporan baru yang menyebutkan bahwa kecanduan jejaring sosial juga bisa membahayakan kesehatan mereka karena memicu seseorang untuk mengisolasi diri. Selain itu dengan sering menggunakan jejaring sosial dapat mengurangi waktu untuk berkomunikasi baik dengan keluarga maupun teman di sekitar karena lebih memilih untuk menatap layar dan tidak ingin terpisah terlalu lama. Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, maka akan mengalami cidera tekanan berulang-ulang. Penyakit punggung merupakan hal umum yang terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan komputer.
Hal ini dapat disimpulkan, jika seseorang memiliki kecanduan terhadap ponsel, facebook dsbnya bisa menyebabkan ketidaksehatan secara mental, fisik, sosial bahkan spiritual sekalipun jika mereka sudah lupa waktu sehingga mereka tidak menjalankan ibadah mereka sesuai dengan agamanya.


IV.        REFERENSI
·         Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta  : Fajar Media Press
·         Siswanto. (2007). Kesehatan mental,konsep,cakupan & perkembangannya. Yogyakarta : Andi
·         http://defikadebi.blogspot.com/2012/03/contoh-kasus-kesehatan-mental-yang.html

Nama        : Nurul Syifana
NPM         : 16513741
Kelas         : 2PA05

Minggu, Maret 15, 2015

Konsep Kesehatan Mental Aliran Humanistik menurut Abraham Maslow

I.             PENDAHULUAN
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia  tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya  yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau Hirarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya.
Orang yang sehat mentalnya adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungsi jiwa serta tercapainya kemampuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya. Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat, bila ia terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya. Maslow mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan masalah kesehatan mental. Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami "puncak pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun sekitarnya. Dalam pandangan Maslow, manusia yang mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia yang kurang mengaktualisasi dirinya

II.           KASUS
PERAMPINGAN KARYAWAN TELKOM INDONESIA
Waktu peristiwa : Tahun 2009

Perampingan karyawan akan dilakukan oleh PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Sekitar 1.156 karyawan PT. Telkom akan pensiun dini pada tahun 2009. PT. Telkom menyediakan dana sebesar Rp750 miliar untuk  pelaksanaan program ini. Menurut Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia, program pensiun dini dilakukan agar perusahaan lebih lincah bergerak menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Perusahaan juga memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan potensi diri diluar perusahaan. Secara lugas, Eddy mengatakan Telkom harus melakukan efisiensi dan efektivitas operasionalnya agar mampu bersaing. Edi mengatakan bahwa program ini ditawarkan secara sukarela kepada karyawan. Selain itu, Edi mengatakan bahwa dana itu (Rp750 miliar) untuk membayar kompensasi karyawan yang mengambil program pensiun dini. Rencananya, program pensiun dini akan dilakukan lagi dan berlanjut hingga tahun 2011. Saat ini, jumlah karyawan PT. Telkom yang tersebar diseluruh Indonesia sekitar 25.000 orang. Selain rencana pensiun dini, pensiun reguler pada tahun ini akan mempensiunkan karyawan yang telah memasuki masa pensiun sebanyak 700 orang. Menurutnya, tidak sedikit karyawan yang umurnya sudah mendekati masa pensiun ikut mengambil pensiun dini.

III.         TEORI ABRAHAM MASLOW


Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau Hirarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya

3.1.    Hirarki Kebutuhan
Abraham Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima karakteristik. sebagai berikut:

a)  Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan segala-galanya dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya.

b)  Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan. Untuk pribadi yang sehat, kebutuhan rasa aman tidak berlebih-lebihan atau selalu mendesak.

c)  Kebutuhan sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini, belum pernah sebelumnya orang akan sangat merasakan tiadanya seorang sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya.

d)  Kebutuhan akan penghargaan
Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik.

e)  Kebutuhan akan aktualisasi diri
Maslow menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul.

3.2.    Kesehatan Mental menurut Maslow
Menurut Maslow jika tingkat kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat terpenuhi, maka seseorang tidak bisa disebut sebagai manusia yang sehat secara psikologis. Maslow juga menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah orang mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan baik dan imbang. Menurut Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah, yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta penghargaan diri. 

Maslow juga berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing person). Mengenai self-actualizing person,atau orang yang sehat mentalnya, Maslow mengemukakan ciri-cirinya sebagai berikut :
a)      Mempersepsi kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya
b)       Menerima dirinya sendiri, orang laindan lingkungannya.
c)       Bersikap spontan, sederhana, alami, bersikap jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
d)        Mempunyai komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami orang lain).
e)       Bersikap mandiri atau independen.
f)        Memiliki apresiasi yang segar terhadap lingkungan di sekitarnya
g)   Mencapai puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan yang luar biasa. Pengalaman ini cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan
h)       Memiliki minat social, simpati, empati dan altruis
i)     Sangat senang menjalin hubungan interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan orang lain
j)          Bersikap demokratis (toleran, tidak rasialis, dan terbuka)
k)        Kreatif (fleksibel, spontan, terbuka dan tidak takut salah).

IV.        ANALISIS KASUS
Kasus tersebut membahas mengenai keputusan yang dilakukan oleh PT. TELKOM Indonesia yang akan melakukan perampingan terhadap sejumlah karyawannya. Perampingan tersebut berupa pelaksanaan pensiun dini, hal tersebut dilakukan agar perusahaan dapat dengan lincah bergerak untuk ikut berkompetisi dengan perusahaan lainnya.
Tindakan yang dilakukan PT.Telkom tersebut dapat berdampak psikologis terhadap para karyawan yang mengalami pensiun dini. Dampak tersebut seperti halnya menurunnya tingkat motivasi kerja mereka. Dikarenakan mereka tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara maksimal, seperti halnya kebutuhan hierarki dasar menurut teori Maslow, yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, prestasi dan aktualisasi diri. Dari kelima kebutuhan tersebut memiliki pengaruh terhadap dampak psikologis yang dialami karyawan telkom tersebut ialah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan akan pangan sandang dan papan yang tidak lain merupakan kebutuhan dasar bagi manusia.
Tindakan solusi terhadap permasalahan ini adalah dengan  memberikan kesempatan bagi para karyawan tersebut untuk dapat tetap mengabdi kepada perusahaan. Memberikan motivasi ekstrensik yakni berupa suatu kondisi yang mengaharuskan melaksanakan pekerjaan secara maksimal (sesuai dengan tingkat produktivitas mereka) sehingga mereka dapat tetap memberi pengaruh terhadap perkembangan perusahaan.

V.          REFERENSI

Nama : Nurul Syifana
NPM  : 16513741
Kelas  : 2PA05